Home » Archives for June 2013
Cara Mudah Membaca Kode Warna Resistor
Oleh Goblogg3r 23 (Ari Setiadi)
Resistor adalah suatu komponen
yang berfungsi sebagai tahanan / hambatan dalam menahan arus masuk. Pada
resistor terdapat gelang warna yaitu gelang pertama tidak boleh
langsung berwarna hitam serta pada gelang ketiga berwarna emas, perak,
tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x 1/100 ). dan resistor memiliki
beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4,
1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya berdasarkan jumplah gelang atau
pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5 gelang. Gelang terakhir
sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki satuan seperti, OHM,
KILO, MEGA.
Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:
Kita bisa menentukan nilai berapakah resistansi pada
Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:
Kita bisa menentukan nilai berapakah resistansi pada
Resistor tersebut dengan mengetahui warna gelang yang ada pada body komponen tersebut.
sebagai acuan kita bisa lihat penjelasan seperti gambar berikut ini
Resistor adalah suatu komponen
yang berfungsi sebagai tahanan / hambatan dalam menahan arus masuk. Pada
resistor terdapat gelang warna yaitu gelang pertama tidak boleh
langsung berwarna hitam serta pada gelang ketiga berwarna emas, perak,
tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x 1/100 ). dan resistor memiliki
beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4,
1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya berdasarkan jumplah gelang atau
pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5 gelang. Gelang terakhir
sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki satuan seperti, OHM,
KILO, MEGA,
perhatikan gambar dibawah ini,….
Satuan Simbol
Gambar Ukuran Resitor
Lazimnya
gelang resistor terdapat 4 gelang kode yang umumnya digunakan untuk
presisi rendah dengan toleransi 5%, 10% dan 20%. Gelang pertama dan
kedua mewakili angka resistor. Gelang ketiga mengindikasi perkalian
(multiplier) banyaknya ‘nol’ yang ditambahkan. Jika multiplier band adalah emas (gold) atau perak (silver)
kemudian desimal digeser ke kiri satu atau dua (dibagi dengan 10 or
100). Gelang toleransi (tolerance band) deviasi dari nilai spesifik,
biasanya terdapat jarak dari gelang lain.
Resitor dengan 5 gelang:
Sebagai
contoh, untuk resistor dengan nilai 560 ohm, 5% maka gelang warnanya
adalah hijau, biru, coklat dan emas. Penjelasan: Hijau dan biru mewakili
angka (56); sedangkan coklat adalah pengali (multiplier) (10) dan emas
adalah toleransi (5%). Sedemikian sehingga nilainya 56*10 = 560.
Jika gelang ke tiga
diubah ke warna merah, maka pengali (multiplier) akan menjadi 100,
sehingga nilainya 56×100 = 5600 ohms = 5.6 k ohms. Jika gelang pengali
(multiplier band) adalah emas atau perak, kemudian desimal poin akan
digeser ke kiri satu atau dua tempat (dibagi dengan 10 atau 100).
Sebagai contoh, sebuah resistor dengan gelang hijau, biru, perak dan
emas mempunyai nilai 56*0.01 = 0.56.
Resistor dengan
gelang seperti ini digunakan untuk rangkaian elektronika dengan presisi
tinggi, resistor dengan presisi 2%, 1% atau bertoleransi lebih rendah.
Cara membaca gelang mirip dengan sistem sebelumnya (4 gelang); hanya
saja ada perbedaan nomor dari angka. Gelang pertama, kedua dan ketiga
mewakili nilai angka, gelang ke empat adalah pengali (multiplier) dan
gelang ke lima adalah toleransi.
Berikut adalah standar tabel kode warna resistor:
Warna | Gelang ke-1 | Gelang ke-2 | Gelang ke-3 * | Pengali | Toleransi | Koefisien Suhu | Fail Rate |
Hitam | 0 | 0 | 0 | ×100 | |||
Coklat | 1 | 1 | 1 | ×101 | ±1% (F) | 100 ppm/K | 1% |
Merah | 2 | 2 | 2 | ×102 | ±2% (G) | 50 ppm/K | 0.1% |
Jingga | 3 | 3 | 3 | ×103 | 15 ppm/K | 0.01% | |
Kuning | 4 | 4 | 4 | ×104 | 25 ppm/K | 0.001% | |
Hijau | 5 | 5 | 5 | ×105 | ±0.5% (D) | ||
Biru | 6 | 6 | 6 | ×106 | ±0.25%(C) | ||
Ungu | 7 | 7 | 7 | ×107 | ±0.1% (B) | ||
Abu-abu | 8 | 8 | 8 | ×108 | ±0.05% (A) | ||
Putih | 9 | 9 | 9 | ×109 | |||
Emas | ×0.1 | ±5% (J) | |||||
Perak | ×0.01 | ±10% (K) | |||||
Tanpa Warna | ±20% (M) |
* Gelang ke-3 hanya untuk 5-band resistors
Beberapa resistor mempunyai penambahan gelang – sangat jarang ditemui – indikasi reliabilitas atau koefisien suhu (temperature coefficient).
Pada
gelang reliability band, spesifikasi failure rate per 1000 jam (dengan
asumsi bahwa beban penuh diberikan pada resistor). Maka temperature
coefficient dapat juga ditandai pada resistors 1% resistor (contoh
+/-100 ppm akan berubah temperatur 50 derajat Celcius yang menyebabkan
berubah nilai resistor sebesar 1%). Pengkodean seperti ini mungkin
membingungkan tetapi bagi yang hobi elektronika atau praktisi akan lebih
mudah tanpa harus mengingat kode warna gelang resistor.
Cara yang paling
gampang bagi yang awam cukup dengan mengukur resistor dengan multitester
digital berkalibrasi (akurat); biasa dipakai di industri PCBA, maka
nilai angka akan muncul di layar monitor.
Contoh:
Resistor dengan 4 gelang:
Hijau, Biru, Merah, toleransi Perak: 56*100 = 5.6 kohms, dengan tol 10%
Coklat, Hitam, Jingga, Emas : 10*1000 = 10000 ohms (or 10K ohms), dengan tol 5%
Merah, Merah, Coklat, Perak : 22*10 = 220 ohms (220 ohms), dengan tol 10%
Resistor dengan 5 gelang:
Biru, Coklat, Putih, Coklat, Merah: 619*10 = 6190 ohms (6.19K ohms), dengan tol 2%
Merah, Merah, Coklat, Hitam, Coklat: 221*1 = 221 ohms, dengan tol 1%
Coklat, Hitam, Hitam, Merah, Coklat: 100*100 = 10000 ohms (10.0K), dengan tol 1%
Biar gampang mengingat kode warnanya, cukup hafalkan “Hi-Co-Me-Ji-Ku-Hi-Bi-U-A-Pu”
Home » Archives for June 2013
Spesifikasi AC & Pipa AC
Oleh Goblogg3r 23 (Ari Setiadi)
1. Kapasitas AC.
Perhatikan kapasitas sebuah AC yang tercantum dalam BTUH (British Thermal Unit Per Hours). Satuan BTUH tersebut menentukan kapasitas sebuah AC menarik/menyerap panas dalam satu jam. Karena pada dasarnya AC bekerja dengan cara menarik panas dari ruangan dan bukan mendinginkannya, jadi sebutan yang tepat untuk AC adalah penyerap panas, bukan pendingin ruangan.
Perhatikan kapasitas sebuah AC yang tercantum dalam BTUH (British Thermal Unit Per Hours). Satuan BTUH tersebut menentukan kapasitas sebuah AC menarik/menyerap panas dalam satu jam. Karena pada dasarnya AC bekerja dengan cara menarik panas dari ruangan dan bukan mendinginkannya, jadi sebutan yang tepat untuk AC adalah penyerap panas, bukan pendingin ruangan.

Misalnya AC dalam ruangan kamar tidur 1 PK merk X mempunyai kapasitas 10.000 btu/h dan power consumption 1.200 watt. Menurut konversi unit satuan 1 PK = 2.544 btu/h = 746 watt.
3. Tentukan merk AC dan jangan tergiur dengan harga yang murah.
Di pasaran, Anda akan menemukan AC 1/2 PK merek tertentu yang konsumsi dayanya hanya 340 watt, sementara AC 1/2 PK merk lain konsumsi dayanya 800 watt. Misalnya AC 1/2 PK merk A konsumsi dayanya 355 watt dengan harga beli Rp 2.400.000,-, sedangkan AC merk B konsumsi dayanya 800 watt dengan harga beli Rp 2.000.000,- dan dua-duanya memilki kapasitas yang sama yaitu 5000 btu/h. Bila hanya dengan melihat harganya, Anda tentu akan memilih AC merk B yang harganya lebih murah. Namun tentunya jangan sekedar memilih AC murah.
Di pasaran, Anda akan menemukan AC 1/2 PK merek tertentu yang konsumsi dayanya hanya 340 watt, sementara AC 1/2 PK merk lain konsumsi dayanya 800 watt. Misalnya AC 1/2 PK merk A konsumsi dayanya 355 watt dengan harga beli Rp 2.400.000,-, sedangkan AC merk B konsumsi dayanya 800 watt dengan harga beli Rp 2.000.000,- dan dua-duanya memilki kapasitas yang sama yaitu 5000 btu/h. Bila hanya dengan melihat harganya, Anda tentu akan memilih AC merk B yang harganya lebih murah. Namun tentunya jangan sekedar memilih AC murah.
Namun
kalau Anda mau sedikit beruntung, selisih daya 800W-355W = 445 Watt,
harus Anda bayat mahal setiap bulannya. Kalau kita asumsikan sehari AC
dihidupkan 8 jam dan harga per kWh PLN = Rp 600 maka per harinya Anda
sudah membayar 0.445 kWh x 8 jam x RP 600,- = Rp 2.136 lebih mahal.
Dengan demikian dalam sebulan Anda harus membayar dengan selisih 30x Rp
2.136 = Rp 64.080,- lebih mahal.
4. Perhatikan Letak Pemasangan AC.
Suhu udara yang dikeluarkan oleh AC akan sangat tergantung dari panas ruangan. Faktor yang mempengaruhi panas ruangan antara lain luas ruangan, luas dinding, bahan pembuat dinding, jumlah lampu, jumlah penghuni ruangan, arah kedatangan sinar matahari dsb.
Suhu udara yang dikeluarkan oleh AC akan sangat tergantung dari panas ruangan. Faktor yang mempengaruhi panas ruangan antara lain luas ruangan, luas dinding, bahan pembuat dinding, jumlah lampu, jumlah penghuni ruangan, arah kedatangan sinar matahari dsb.
5. Memilih jenis AC.
Berdasarkan jenisnya ada 4 jenis AC yang sering dipergunakan pada rumah tangga yaitu Ac split, window, cassette dan Standing AC.
1) Jenis AC Split
memisahkan bagian ‘ruang dalam’ (indoor) dengan ‘ruang luar’ (outdoor).
Noise yang dihasilkan ketika pendingin bekerja menjadi lebih lembut
karena letaknya yang terpisah. Cocok untuk ruangan yang membutuhkan
ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja atau perpustakaan. Carilah
tempat jual AC split yang pas.
2)
Jenis AC Window, biasanya meletakkan posisi indoor dan outdoor bersatu
dalam sisi yang berlawanan. Biasanya dipilih karena pertimbangan
keterbatasan ruangan, sepreti pada rumah susun. Dan oleh karena
bentuknya yang biasanya besar, jenis AC ini relatif lebih aman dari
pencurian.
3) AC jenis Cassette, cenderung lebih sulit dalam
pemasangannya. Biasanya cocok untuk dipasang di sebuah gedung bertingkat
(berlantai banyak).
4) Standing AC. Jenis AC ini cocok
dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan situasional dan mobile karena
fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor
dsb.
Home » Archives for June 2013
Kondensator/Kapasitor (F)
Oleh Goblogg3r 23 (Ari Setiadi)
Kondensator adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai fungsi sebagai Penyimpan energi di dalam medan listrik, banyak juga yang menyebutnya dengan kapasitor. Farad adalah satuan dari kapasitor/kondensator yang diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday. Kata Kondensator masih digunakan hingga saat ini. Yang Pertama menyebutnya adalah Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), karena Kata Kondensator berkenaan dengan kemampuan alat ini untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya..
Bentuk Komponen elektronik Kondensator
diidentikkan dengan dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi
kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing
baju.
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Jenis kondensator
Berdasarkan fungsinya kondensator dibagi dalam:
- Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
- Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)
- Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)
Kapasitas dan satuan Kondensator
Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
- Pikofarad (á´˜F) = pF (10-12 F)
- Nanofarad (ɲF) = nF (10-9 F)
- Microfarad (µF) = uF (10-6 F)
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan
dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs
pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian
Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki
kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat
muatan elektron sebanyak 1 coulombs.
Dengan rumus : Q = C.V
ket :
Q = Muatan elektron dalam C (coulombs)
C = Nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = Besar tegangan dalam V (volt)
Konversi satuan penting diketahui untuk
memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga
dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.
1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Fungsi kapasitor adalah sebagai berikut :
Sebagai filter (penyaring) dalam rangkaian Power Supply,
Sebagai Pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena ataupun dalam rangkaian lainnya,
Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain,
Menghilangkan Loncatan api (bouncing) bila saklar dari beban di pasang.
Menghemat daya listrik,
Meredam Noise, dll
Tegangan Kerja (working voltage)
Tegangan kerja adalah tegangan maksimum
yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para
elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena
kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF/25V, maka tegangan yang
bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Jika kita memaksakannya,
maka kapsitor itu akan meledak karena dia tidak bekerja pada tegangan
kerjanya.Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan
kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.